Pada tanggal 6 dan 9 Juli 2024, Katalis, Heuris, dan Svara Institute memfasilitasi ‘kunjungan pasar’ oleh delegasi produsen cokelat premium dari biji ke batangan dan produsen biji kakao premium Indonesia ke Melbourne, Australia.

Kunjungan pasar ini terdiri dari tiga bagian:

(i) Menghadiri pengarahan/lokakarya prakunjungan di Jakarta sebelum delegasi terbang ke Melbourne;

(ii) Berpartisipasi dalam Festival Cokelat Biji ke Batangan perdana di Australia (6-7 Juli), dan;

(iii) Serangkaian pertemuan terorganisir dengan beberapa pengusaha cokelat premium tersukses di Australia (8-9 Juli).

Delegasi yang disponsori Katalis mencakup 10 pemangku kepentingan pasar yang mewakili 6 pembuat cokelat biji ke batangan yang berbasis di Indonesia dan 2 produsen kakao premium dari Indonesia.

Kunjungan pasar tersebut menghasilkan hasil positif yang substansial termasuk berkontribusi pada pembelajaran dan pengembangan kapasitas untuk menginformasikan strategi akses pasar ekspor di antara para peserta. Kegiatan kunjungan pasar meningkatkan kesadaran akan industri cokelat/kakao premium yang dinamis dan berkembang pesat di Indonesia di kalangan pembuat cokelat artisan Australia dan Kepulauan Pasifik serta konsumen cokelat premium Australia. Beberapa hasil spesifik meliputi:

  • Meningkatnya paparan ‘merek’ untuk cokelat premium Indonesia dengan festival yang menarik banyak pengunjung (yang tiketnya habis terjual) yang memberikan kesempatan yang sangat baik untuk memamerkan berbagai produk cokelat dan biji kakao premium negara ini kepada pengunjung yang berfokus pada cokelat artisan berkualitas tinggi.
  • Terciptanya peluang jaringan yang berharga. Di luar pertemuan terorganisir tertentu, keenam pembuat cokelat dan dua produsen kakao terhubung dengan para profesional industri, pemasok, distributor, konsumen, dan mitra potensial di seluruh Australia dan Kepulauan Pasifik.
  • Demonstrasi keragaman biji kakao dan cokelat Indonesia, yang memperdalam apresiasi pengunjung terhadap berbagai rasa di seluruh nusantara. Hasil ini merupakan kontribusi penting untuk membangun kembali reputasi Indonesia sebagai negara penghasil komoditas non-fermentasi, berkualitas rendah, yang didominasi oleh perusahaan cokelat besar.

Bagikan Artikel

Tags