Klien: Kementerian Investasi/BKPM

 

Salah satu acuan untuk mengukur kinerja daya saing investasi suatu negara adalah melalui indeks atau pemeringkatan internasional. Beberapa penelitian mengindikasikan korelasi antara peringkat dalam indeks dengan jumlah aliran investasi masuk  (Jayasuriya, 2011; Corcoran et al., 2013), sehingga kinerja pemeringkatan menjadi salah satu indikator penting bagi investor maupun pengambil kebijakan dalam menilai kelayakan berinvestasi di suatu negara.

Kinerja Indonesia dalam pemeringkatan daya saing global telah terefleksikan di beberapa indeks, yaitu Ease of Doing Business (EoDB) oleh World Bank, Global Competitiveness Index (GCI) oleh World Economic Forum (WEF), dan World Competitiveness Ranking (WCR) oleh International Institute of Management Development (IMD). Pengujian korelasi dalam studi ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara peringkat indeks EoDB dan GCI terhadap jumlah FDI Indonesia. 

Penilaian dari berbagai indikator dalam indeks memberikan ruang untuk perbaikan daya saing investasi Indonesia. Beberapa isu yang penting untuk ditingkatkan dalam mendukung iklim investasi di dunia usaha meliputi aspek penegakan kontrak, izin pendirian bangunan, pendaftaran properti, ketenagakerjaan. Sementara itu, untuk mendukung penciptaan nilai jangka panjang, aspek adopsi teknologi dan kapabilitas dalam inovasi menjadi faktor pendukung yang krusial. 

Di samping perbaikan daya saing dengan mengacu kepada faktor-faktor penentu pemeringkatan daya saing yang ada, inisiatif peningkatan daya saing lainnya juga dilakukan, baik dipicu oleh kebijakan domestik seperti kebijakan hilirisasi, maupun inisiatif global seperti tren penerapan investasi berbasis Environment, Social, Governance (ESG) yang diadopsi oleh banyak negara di dunia. Kebijakan hilirisasi mendorong peningkatan daya saing domestik karena kebijakan ini menekankan kepada proses peningkatan nilai tambah yang pada dasarnya sejalan dengan transformasi ekonomi Indonesia guna mewujudkan visi Indonesia di tahun 2045.

Sementara itu investasi berbasis ESG merupakan tren global yang tidak dapat dihindari oleh suatu negara, dan kesiapan sebuah negara mengembangkan industri dengan memperhatikan aspek ESG akan membuat daya saing industri di negara tersebut meningkat. Selain itu, studi ini juga membahas sekilas mengenai skema Production Linked Incentive yang diimplementasi oleh pemerintah India dalam upaya meningkatkan daya saing produksi domestik. 

Baik kebijakan hilirisasi maupun kebijakan investasi berbasis ESG tentunya memiliki tantangan dan risikonya sendiri. Risiko ini antara lain terkait dengan kebutuhan investasi yang besar, juga penyerapan/kompetensi tenaga kerja. Untuk mendukung kebijakan ini, Kementerian Investasi/BKPM dapat terlibat aktif dengan memberikan insentif, baik berupa tax holiday, tax allowance ataupun investment allowance sehingga tujuan peningkatan daya saing dapat dicapai.

Bagikan Artikel

Tags